Social Icons


Refleksi Rabu Abu

 P. Siprianus Smakur Tukan, SS.CC

     Rabu Abu adalah permulaan Masa Prapaskah, yaitu masa pertobatan dan pemeriksaan batin guna mempersiapkan diri untuk menyambut Hari Raya Paskah: Kebangkitan Kristus. Abu yang dibuat dari membakar daun-daun palma yang berasal dari hari Minggu Palma tahun sebelumnya dibubuhi pada dahi orang Katolik sebagai lambang sesal atau  tobat dan juga melambangkan bahwa orang tersebut adalah milik Yesus Kristus, yang wafat di Kayu Salib. Sementara kita memasuki Masa Prapaskah yang kudus ini guna menyambut Paskah, patutlah kita ingat akan makna abu yang telah kita terima, yakni:

  1.  Kita menyesali dosa dan melakukan silih bagi dosa-dosa kita.
  2. Kita mengarahkan hati kepada Kristus, yang sengsara, wafat dan bangkit demi keselamatan kita.
  3. Kita memperbaharui janji-janji yang kita ucapkan dalam pembaptisan, yaitu ketika kita mati atas hidup kita   yang lama dan bangkit kembali dalam hidup yang baru bersama Kristus.
  4. Kita menyadari bahwa kerajaan dunia ini segera berlalu, kita berjuang untuk hidup dalam kerajaan Allah sekarang ini serta merindukan kepenuhannya di surga kelak.

     Abu juga melambangkan kematian, dan dengan demikian mengingatkan kita akan ketidakabadian kita. Karenanya, ketika imam dengan ibu jarinya membubuhkan abu di kening umat, ia akan berkata, “Ingatlah, manusia berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu", seperti yang difirmankan Tuhan kepada Adam
(Kejadian 3:19, Ayub 34:15; Mazmur 90:3; Mazmur 104:29; Pengkhotbah 3:20). Sementara kita mencamkan makna abu ini dan berjuang untuk menghayatinya terutama sepanjang Masa Prapaskah, patutlah kita mempersilahkan Roh Kudus untuk menggerakkan kita dalam melaksanakan “Trilogi Prapaskah”, yakni: “PDA”, PuasaDoa dan terlebih Amal belas kasihan terhadap sesama. Jelasnya, dalam Masa Prapaskah ini, tindakan belas kasihan yang tulus, yang dinyatakan kepada mereka yang berkekurangan, haruslah menjadi bagian dari silih kita, tobat kita, dan pembaharuan hidup kita.






________________
Pater Sipri Tukan menghabiskan Tahun Orientasi Pastoral - TOP selama hampir satu tahun di Paroki Besikama pada periode 2010. Ditahbiskan menjadi Imam pada Kongregasi Serikat Hati Kudus Yesus dan Maria - SS.CC, tanggal 15 Juni 2012 di Gereja Sta. Odilia Citra Raya, Tangerang, oleh Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Suharyo.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates