P. Siprianus Smakur Tukan, SS.CC
Rabu Abu
adalah permulaan Masa Prapaskah, yaitu masa pertobatan dan pemeriksaan
batin guna mempersiapkan diri untuk menyambut Hari Raya Paskah:
Kebangkitan Kristus. Abu yang dibuat dari membakar daun-daun palma yang
berasal dari hari Minggu Palma tahun sebelumnya dibubuhi pada dahi
orang Katolik sebagai lambang sesal
atau tobat dan juga melambangkan bahwa orang tersebut adalah milik
Yesus Kristus, yang wafat di Kayu Salib. Sementara kita memasuki Masa
Prapaskah yang kudus ini guna menyambut Paskah, patutlah kita ingat
akan makna abu yang telah kita terima, yakni:
- Kita menyesali dosa dan melakukan silih bagi dosa-dosa kita.
- Kita mengarahkan hati kepada Kristus, yang sengsara, wafat dan bangkit demi keselamatan kita.
- Kita memperbaharui janji-janji yang kita ucapkan dalam pembaptisan, yaitu ketika kita mati atas hidup kita yang lama dan bangkit kembali dalam hidup yang baru bersama Kristus.
- Kita menyadari bahwa kerajaan dunia ini segera berlalu, kita berjuang untuk hidup dalam kerajaan Allah sekarang ini serta merindukan kepenuhannya di surga kelak.
Abu juga melambangkan kematian, dan
dengan demikian mengingatkan kita akan ketidakabadian kita. Karenanya,
ketika imam dengan ibu jarinya membubuhkan abu di kening umat, ia akan
berkata, “Ingatlah, manusia berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu", seperti yang difirmankan Tuhan kepada Adam
(Kejadian
3:19, Ayub 34:15; Mazmur 90:3; Mazmur 104:29; Pengkhotbah 3:20).
Sementara kita mencamkan makna abu ini dan berjuang untuk menghayatinya
terutama sepanjang Masa Prapaskah, patutlah kita mempersilahkan Roh
Kudus untuk menggerakkan kita dalam melaksanakan “Trilogi Prapaskah”, yakni: “PDA”, Puasa – Doa dan terlebih Amal
belas kasihan terhadap sesama. Jelasnya, dalam Masa Prapaskah ini,
tindakan belas kasihan yang tulus, yang dinyatakan kepada mereka yang
berkekurangan, haruslah menjadi bagian dari silih kita, tobat kita, dan
pembaharuan hidup kita.
________________
Pater Sipri Tukan menghabiskan Tahun Orientasi Pastoral - TOP selama hampir satu tahun di Paroki Besikama pada periode 2010. Ditahbiskan menjadi Imam pada Kongregasi Serikat Hati Kudus Yesus dan Maria - SS.CC, tanggal 15 Juni 2012 di Gereja Sta. Odilia Citra Raya, Tangerang, oleh Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Suharyo.
________________
Pater Sipri Tukan menghabiskan Tahun Orientasi Pastoral - TOP selama hampir satu tahun di Paroki Besikama pada periode 2010. Ditahbiskan menjadi Imam pada Kongregasi Serikat Hati Kudus Yesus dan Maria - SS.CC, tanggal 15 Juni 2012 di Gereja Sta. Odilia Citra Raya, Tangerang, oleh Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Suharyo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar