Social Icons


Surat Untuk Tuan Brummel!


TUAN BRUMMEL YANG TERHORMAT!
Untukmu Tuan Brummel yang terhormat! Ku tulis surat ini hanya untuk merenung sebentar, lalu ingin sekali menjadikan ini cerita turun-temurun, dari bibir kami yang berucap tegas untuk sekian generasi, lalu tak terhingga, hingga tak berhingga. Kau telah menjadi dongeng, mewujud seperti cerita legenda yang begitu merakyat. Jejakmu memang sudah terukir, mulai dari hentakkan kuda jantanmu yang berjalan mengelilingi kampung, lalu dengan gaya khas londo-mu, engkau seperti merayu rakyat mencumbui aroma-aroma ketulusan, tanggungjawab, dan rasa memiliki. Engkau begitu dekat dengan rakyat, menyulap kedekatan menjadi kekuatan, kedamaian menjadi keindahan. Kau seperti rakyat jelata, mengajak kami berdoa, bekerja, bercerita, dan pada akhirnya gereja menjadi tempat terakhir kaki kami berpijak. Terimakasih untuk semua, Kami merindukan kisah seperti itu untuk masa sekarang ini. Sekian Tuan Brummel! 
******
Tuan Brummel
Pater Johannes Gerardus Brummelhuis, SVD (1935-1987). Pernah menjabat sebagai Pastor Paroki Besikama. Umat sering memanggilnya “Tuan Brummel”. Beliau lahir di Belanda tepatnya di Kota Oldenzaal, 7 Januari 1935. Menurut sumber, Tuan Brummel wafat pada tanggal 13 November 1987, dan dimakamkan di Utrecht. Salah satu kota elit di negeri Belanda.

MEREKA YANG PERNAH MENGHUNI PASTORAN BESIKAMA 
  Menurut data yang diperoleh dari Keuskupan Atambua, Gereja St. Yohanes Baptista Besikama merupakan salah satu dari sekian banyak gereja tertua di Pulau Timor, dan Keuskupan Atambua khususnya. Berdiri pada tahun 1938 (Belum ada data resmi tanggal dan bulan berdirinya gereja). Gereja ini dibangun dengan bentuk desain yang terlihat berbeda dari gereja-gereja di Pulau Timor pada umumnya. Oleh karena desainnya yang unik, bangunan gereja ini “susah untuk ditiru” ataupun dijadikan bahan adaptasi gereja-gereja lainnya (Jangan bangga dulu yaa, karena kita pu bangunan gereja ju su tua parah, hehehehee).
78 tahun sudah waktu berlalu (terhitung 1938 – 2016), Gereja Besikama masih saja berdiri dengan kokoh, meskipun sering diterpa bencana; angin kencang dan banjir bandang. Tahun-tahun berlalu, tongkat kepemimpinanpun beralih dari satu tangan menuju yang lain. Ada yang datang terlalu cepat, pulang terlalu awal, ada juga yang semakin lama semakin asyik. Lalu ada juga yang berlama-lama, hingga kelamaan. Ini layaknya sebuah rotasi. Kita mengikutinya dan ikut senang menjadi bagian dari kehidupan Gereja.
Mari lihat mereka yang “pernah singgah dan menetap” di Pastoran Besikama: 

Paroki Besikama (1938 – 2016) 
halaman depan gereja Besikama
1. ……..urutan pertama sengaja diberi label "anonim" (karena belum ada informasi akurat) 
2. Pater Sudolki Smith, SVD – Belanda (sekitar tahun 1940an – 1950an) 
3. Pater Johanes Gerardus Brummelhuis, SVD – Belanda (1960an – 1970an) 
4. Pater Roger, SVD – Filipina (sekitar akhir 1970an) 
5. Romo Moses Olin, Pr – Noemuti (1980an awal) 
6. Romo Bartholomeus Bere, Pr – Wekfau (1985 – 1990) 
7. Romo Alo Funan – Mamsena (Frater TOP waktu itu) 
8. Romo Alo Kosat – Noemuti (Pastor Pembantu)
9. Romo Agustinus Berek - Lelowai 
10. Romo Marselinus Seran – Webriamata (1988) 
11. Romo Marianus Bere – (1989) 
12. Romo Kornelis Salem – Noemuti (1990an awal) 
13. Romo Crisantus Lake – Haumeni, Kefa (Pastor Pembantu 1991-1992) 
14. Romo Alex Kobesi – (Frater TOP) 
15. Romo Stefanus Boisala – Atambua (1996 – 2000)
16. Romo Theodorus Silab - Atambua (Pastor Pembantu)
17. Romo Heribertus Naiboben – Mamsena (Frater TOP) 
18. Romo Gerardus Bani – Oeolok (Pastor Pembantu) 
19. Romo Pius Nahak – Kletek (2000 – sekarang) 
20. Romo Frans Naikofi – Oeolok (Pastor Pembantu 2012 – sekarang) 
21. Pater Rusdy, SS.CC – Palembang (Frater TOP 2009) 
22. Pater Sipri Tukan, SS.CC - Larantuka (Frater TOP 2010).
*Mohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan nama dan tahun, karena kurangnya data dan informasi yang belum memadai. Silakan tambahkan apabila masih terdapat kekurangan. (Sebagian besar data Paroki Besikama sudah lenyap terbawa arus banjir).
 
*****
Sebelumnya menurut catatan sejarah, semua gereja-gereja yang berada di wilayah Dekenat Malaka berpusat di daerah Tubaki. Pembangunan gereja di wilayah Malaka sendiri barulah dimulai sekitar tahun 1920an. Gereja Besikama sendiri setelah dibangun tahun 1938 mencakup beberapa wilayah di dataran Malaka Barat, yakni, Gereja St. Michael Biudukfoho (1959), Gereja St. Antonius Padua Kleseleon (2002), Gereja St. Yohanes Rasul Webriamata (1966), dan Gereja Salib Suci Weoe (1984). Ke empat wilayah ini masih termasuk dalam lingkaran paroki Besikama, sebelum akhirnya berpisah dan mendirikan gereja sendiri. 
Berikut daftar beberapa pusat Gereja Katolik tertua di Keuskupan Atambua: 
1. Gereja Sta. Maria Stella Maris – Atapupu (1883) 
2. Gereja St. Petrus - Lahurus (1886) 
3. Gereja Roh Kudus – Haliluik (1918) 
4. Gereja Sta. Maria Fatima – Betun (1924)
5. Gereja Hati Yesus Yang Maha Kudus - Noemuti (1925) 
6. Gereja Katedral Sta. Maria Imakulata – Atambua (1926) 
7. Gereja Sta. Maria Penyelenggara Segala Rahmat – Kiupukan (1929) 
8. Gereja St. Theresia – Kefamenanu (1934) 
9. Gereja St. Petrus Kanisius – Manufui (1936) 
10. Gereja St. Yohanes Maria Vianey – Maubesi (1937) 
11. Gereja St. Yohanes Baptista – Besikama (1938) 
12. Gereja Kristus Raja – Seon (1939) 
13. Gereja St. Gerardus – Nualain (1939) 
14. Gereja Sta. Sesilia – Kotafoun (1939) 
15. Gereja Sta. Maria Fatima – Eban (1949) 
(*mohon maaf untuk gereja-gereja yang tidak terdaftar. Daftar ini sengaja diurutkan berdasarkan tahun tertua). 
* Anschweins Dawa (OMK Besikama) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates